Semua Tentang FPV Drone: Pengertian, Jenis, dan Komponennya

Kepopuleran drone semakin hari semakin melejit saja. Terlebih lagi, saat ini ada banyak jenis pekerjaan untuk drone yang tersedia di masyarakat. Tak ayal jika kemudian muncul banyak pilot pemula yang tertarik untuk belajar mengoperasikan drone.

Salah satu jenis drone yang banyak digunakan oleh penerbang pemula adalah drone FPV. Selain interfacenya yang sederhana dan penggunaan yang mudah, drone FPV juga memiliki harga yang relatif ramah di kantong. Tapi, tahukah Anda apa itu sebenarnya FPV drone?

fpv drone

Apa Itu Drone FPV?

 

First Person View atau yang biasa disingkat FPV menyajikan pengalaman paling epic dalam berinteraksi dengan pesawat tanpa awak melalui tingkat perendaman yang bisa dibilang tidak tersaingi oleh realitas virtual apa pun.

Sebagai pilot, Anda akan diperlihatkan kesadaran visual dari dalam mesin terbang yang bergerak gesit, cepat, dan tepat tentunya. Hal ini memberikan view yang benar-benar baru dan mengagumkan tentang dunia disekitar dari angle atas. Hingga saat ini, ada sekitar tiga kelas FPV drone yang tersedia. Sebut saja racing class, freestyle flying, dan aerial photography.

Jenis-Jenis Drone

 

Jenis-jenis drone dibagi ke dalam 2 kategori. Yakni berdasarkan kebutuhan konsumen dan berdasarkan kemampuan aerial.

1. Berdasarkan Kebutuhan Konsumen

 

Berikut ini merupakan beberapa jenis drone FPV berdasarkan kebutuhan konsumen yang perlu Anda tahu.

Mini Drone

Jenis drone berdasarkan kebutuhan konsumen yang pertama adalah mini drone. Jenis ini memiliki ukuran yang mini atau kecil. Di pasaran luas, mini drone lebih populer dengan istilah quadcopter.

Professional Drone

Bila dibandingkan dengan mini drone, professional drone memiliki harga yang relatif lebih tinggi. Terlebih, professional drone digawani dengan fungsi, fitur, dan cara pengoperasian yang lebih kompleks.

Ditambah lagi, professional drone ini ditujukan untuk kalangan pro yang berniat menjadikan hasil rekamannya menjadi komersil.

Hobby Drone

Persis seperti namanya, hobby drone ini ditujukan untuk mereka yang menyukai aktivitas menerbangkan drone, bukan malah menjadikannya sebagai ladang komersial.

Oleh karena itu, hobby drone cenderung memiliki kualitas kamera yang standar dan bodi berukuran sedang. Lengkapnya fitur-fitur user friendly yang terpasang pada drone jenis ini, membuatnya banyak digandrungi oleh penggila aerial photography dan videography.

Drone Racing

Jenis ini lebih populer di kalangan pengguna yang sudah cukup lama menggunakan drone. Dengan adanya dukungan mesin motor yang tangguh, drone racing dimungkinkan akan mampu untuk terbang dengan kecepatan yang tinggi.

Selfie Drone

Karena ukuran dan bentuknya yang ringkas, selfie drone banyak diandalkan orang-orang untuk dibawa dalam berbagai momen dan kegiatan.

2. Berdasarkan Kemampuan Aerial

 

Jika didasarkan pada kemampuan aerialnya (kemampuan terbang), pengguna dapat memilih salah satu jenis drone berikut ini.

Single-rotor

Lebih dikenal dengan julukan helikopter remote control, Single-rotor memiliki kemampuan untuk terbang lebih tinggi di udara. Walaupun berada dalam satu posisi tanpa berputar, drone ini hanya mengeluarkan daya listrik dengan jumlah yang kecil.

Nah, single-rotor beroperasi untuk menerbangkan quad, sedangkan rotor berukuran mungil yang dipasang di dekat ekor akan mengendalikan arah terbang drone itu sendiri.

Multi-rotor

Dikarenakan multi-rotor dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama di satu tempat dengan posisi yang cukup stabil, membuatnya banyak dijadikan sebagai alternatif pilihan untuk kebutuhan surveillance dan aerial photography.

Fixed-wing

Fixed-wing merupakan jenis drone yang memiliki desain paling mirip dengan pesawat terbang. Meski tidak bisa ditinggal di suatu tempat untuk waktu yang lama, fixed-wing ini mampu meluncur pada jalur yang sudah ditentukan oleh pilot.

Macam-Macam FPV Drone Class

 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat 3 FPV class yang bisa Anda ikuti. Lebih detailnya ialah sebagai berikut.

1. FPV Racing

FPV racing class dibagi menjadi beberapa sub kategori. Yakni terbang sendiri, bergabung dengan sekelompok pilot lain, melalui serangkaian bendera, gerbang, dan rintangan.

Sama seperti balapan pada umumnya, tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menduduki posisi pertama. Baik dengan menggapai waktu terbaik di lintasan ataupun mengalahkan semua pilot yang turut serta di garis finis.

Walau mungkin akan terdengar sederhana pada awalnya, sebagian besar trek tidak hanya akan menilai kecepatan sebagai prioritasnya, namun juga akan menguji kemampuan penerbangnya untuk melakukan manuver multirotor dengan semua aspek kontrol yang ada.

2. Freestyle Flying

 

Kelas FPV drone berikutnya adalah Freestyle flying. Pada dasarnya, terbang gaya bebas adalah tentang multirotor drone, lingkungan, atau gabungan antara keduanya.

Bisa jadi menemukan celah baru yang hampir tidak bisa dilewati oleh multirotor Anda, menemukan lokasi baru yang keren untuk dijelajahi, atau mempelajari trik baru dari video penerbangan orang lain.

Freestyle flying merupakan salah satu bentuk ekspresi dalam dunia penerbangan yang lebih fokus pada akrobat dan upayanya dalam menjelajahi lingkungan sekitar.

Selain itu, freestyle flying juga dapat membantu Anda dalam mempersiapkan balapan dengan cara mendorong batas multicopter melalui kontrol pembelajaran.

3. Aerial Photography

 

Aerial photography hanya sebatas melihat dan merekam apapun subjek favorit pilihan pilot dari sudut atas di udara. Tentu, ini menjadi cara yang apik dalam menjelajahi dunia di sekitar Anda.

Terdapat beberapa kegunaan dari fotografi udara yang perlu Anda tahu. Yakni pemetaan area, pembuatan film, dan bahkan menampilkan pemandangan unik dari real estate.

Cara Kerja Multirotor Drone

 

Secara umum, suku cadang dan komponen yang digunakan untuk multirotor FPV bisa dibagi menjadi 3 kategori berbeda. Yakni sistem tenaga, sistem FPV, dan sistem penerbangan.

Tiga kategori tersebut kemudian dibagi lagi menjadi beberapa sub kategori. Seperti sistem penerbangan yang terdiri dari baling-baling, motor, pengontrol penerbangan, radio receiver, dan pengontrol kecepatan elektronik atau yang biasa disebut sebagai ESC.

Sistem tenaga terdiri dari papan distribusi daya (PDB) dan baterai. Sedangkan sistem FPV berisikan pemancar radio (VTX) antena, dan kamera penerbangan.

Multirotor drone memiliki 4 titik kontrol utama. Ialah Roll, Pitch, Yaw, dan Thrust. Masing-masing dari titik kontrol tersebut bekerja secara independen, namun juga dapat bekerja sama untuk menciptakan sebuah gerakan yang lebih kompleks. Agar lebih mudah untuk dipahami, berikut ini Kami sajikan ilustrasi latihan gerakan multirotor.

Pertama, pegang tangan Anda di depan telapak tangan menghadap ke bawah. Kemudian goyangkan tangan dari sisi ke sisi. Aktivitas ini akan menjadi roll.

Kini, arahkan tangan ke depan dan belakang. Ini akan menjadi pitch. Turunkan telapak tangan, lalu putar tangan ke sisi kiri dan kanan, itu akan menjadi contoh manuver yaw.

Hadapkan telapak tangan ke bawah, angkat telapak tangan lebih tinggi di udara dan turunkan kembali, ini akan menjadi gerakan thrust Anda.

Pada saat Anda menggabungkan manuver roll dan thrust, multirotor akan bergeser ke kiri atau ke kanan. Saat Anda mulai melempar ke depan, multirotor akan bergerak maju, pun begitu sebaliknya.

Tombol yaw sendiri biasanya digunakan untuk merubah arah multirotor. Semakin banyak dorongan untuk tombol yaw yang Anda lakukan, semakin cepat multirotor bisa mencapai ketinggian, dan roll and pitch pun secara efektif akan mengubah arah drone ke atas.

Akan ada saat dimana drone yang Anda operasikan menabrak suatu objek, kondisi kabel yang terlepas, atau mungkin tidak tahu bagaimana cara melakukan perbaikan.

Dengan meniru semua langkah-langkah untuk meracik multirotor pada kali pertama Anda sebagai pilot FPV pemula, Anda akan memahami bagaimana bagian-bagian itu bekerja satu sama lainnya. Serta paham dengan benar cara memperbaiki komponen yang mungkin rusak.

Pentingnya Menggunakan Simulator FPV Drone

 

Salah satu keuntungan utama dari penggunaan simulator drone FPV adalah biayanya yang terbilang rendah. Malah, Anda hanya akan diminta untuk membayarkan beberapa dolar saja untuk dapat masuk terjun ke kelas balap drone.

Dengan harga tersebut, Anda dapat menerima layanan perbaikan virtual tanpa batas dan alat dasar yang dibutuhkan untuk menjadi seorang penerbang profesional yang berpengalaman.

Seluruh pilot akan memperoleh manfaat dari adanya simulator, karena hal ini merupakan sebuah metode latihan yang murah namun efektif. Melalui simulator, penerbang dapat mempelajari berbagai teknik manuver baru yang kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata dengan keyakinan dan presisi yang tinggi.

Sebagai tambahan catatan, kebanyakan simulator dapat beroperasi pada komputer dengan spesifikasi dasar dengan pengaturan grafis dan fisika minimum. Walau begitu, komputer dengan GPU dan CPU terbaru tetap dianggap lebih ideal untuk digunakan.

Bila Anda termasuk salah satu penggemar komputasi, GPU Nvidia GTX1060 dan CPU Intel i5 9600k dianggap cukup cocok untuk menjalankan semua simulator yang sudah disebutkan sebelumnya.

Dukungan perangkat keras komputer yang lebih baru seperti halnya Nvidia RTX2080 atau Intel i9, dimungkinkan akan membuat simulator dapat berjalan pada kecepatan bingkai yang lebih tinggi dengan grafik yang lebih mumpuni.

Dengan frekuensi gambar simulator yang lebih tinggi, gerakan pada video yang hasilkan akan terasa lebih mulus dan alami. Akan tetapi, bila Anda hendak menyimulasikan FPV secara nyata, Anda dapat membatasi frekuensi gambar hingga 30 frame per detiknya.

Kontroler merupakan komponen yang wajib diadakan keberadaannya untuk simulator, terkecuali bila Anda ingin menggunakan keyboard untuk subtitusinya. Sangat disarankan bagi Anda untuk menggunakan kontroler yang sama dengan apa yang digunakan pada simulator FPV drone.

Hal tersebut akan memungkinkan pilot untuk dapat cepat beradaptasi antara FPV di dunia nyata dan simolator drone FPV. Kontroler sendiri dapat terhubung ke simulator dengan menggunakan dongle simulator nirkabel, port kabel pelatih radio, ataupun melalui receiver yang ada pada drone Anda.

Komponen dari FPV Drone

 

Di bawah ini merupakan beberapa daftar komponen yang dimiliki oleh FPV drone.

1. Frame

 

Secara sederhana, frame merupakan kerangka dari multirotor. Frame adalah tempat dimana semua komponen drone akan dipasang nantinya. Hingga saat ini, sudah ada ratusan desain bingkai multirotor yang tersedia dipasaran.

Tapi tidak jarang pula ditemukan pilot yang membuat frame khusus untuk multirotornya yang sudah disesuaikan dengan gaya terbangnya masing-masing.

Biasanya, rangka diukur dalam milimeter, dan bukan dari depan ke belakang, melainkan secara diagonal yang dihitung dari ujung dudukan dari satu lengan ke bagian tengah multirotor.

Adapun tujuan dilakukannya pembentukan rangka seperti itu adalah untuk memberikan pilot beberapa informasi umum terkait dengan seberapa besar keseluruhan bingkai drone, sehingga akan membuat Anda tahu apa yang diharapkan dari FPV drone tersebut.

Disamping itu, penempatan rangka yang disusun secara diagonal akan memberikan penerbang wawasan tentang seberapa besar baling-baling yang cocok untuk kerangka bingkai. Frame sendiri sering kali dirancang dengan tujuan tertentu. Misalnya saja freestyle flying atau racing.

2. Flight Controller

 

Flight controller acap kali disebut sebagai otak dari multirotor sekaligus menjadi komponen yang paling kompleks dari sebuah sistem penerbangan. Komponen penting yang dibangun dalam Flight Controller ialah sensor yang berfungsi untuk memberitahu firmware onboard orientasi multirotor, mengirimkan perintah ke motor untuk menggerakkan multirotor, serta menerima masukan dari pilot dan menggunakan dua set data.

Flight controller sendiri menjadi peralatan kompleks yang bisa diprogram ke berbagai tingkat untuk menyesuaikan quad Anda. Penerbang juga dapat menentukan seberapa banyak kontrol yang ingin diberikan kepada flight controller atas multirotor.

Misalnya saja mengizinkannya untuk menstabilkan quad secara otomatis tatkala pilot sedang tidak memberikan perintahnya.

Kebanyakan penerbang pesawat tak berawak menerbanhkan FPV drone dalam mode Acro, dimana mode ini tidak memungkinkan flight controller untuk memberikan kontrolnya atas quad di luar input pengguna.

Pada dasarnya, ini hanya akan memberikan pengaruh untuk mempertahankan posisi multirotor seperti halnya yang diperintahkan oleh pilot.

3. Motor

 

Motor merupakan komponen yang bertugas untuk menyediakan tenaga yang akan membawa drone mengudara.

Kebanyakan motor yang dipakai untuk multirotor diklasifikasikan sebagai motor tanpa sikat, dan bekerja dengan menggunakan daya 3 fasa untuk dapat menggerakkan elektromagnet yang nantinya akan memutar motor. Walaupun ukurannya relatif kecil, namun motor tanpa sikat ini cukup bertenaga.

Komponen ini sudah banyak digunakan dalam berbagai model penerbangan selama bertahun-tahun, dan menjadi komponen yang paling banyak menyedot daya dari sistem drone. motor dinilai oleh 2 nomor ukuran yang memberikan kesempatan bagi pilot untuk memilih ukuran yang dibutuhkan oleh drone.

Misalnya saja, apabila Anda memiliki motor 2206 -2450kv (jenis motor yang sangat umum untuk multirotor berukuran 5 inci), maka cara kerjanya adalah: 22 merupakan singkatan dari diameter motor, panjangnya diukur dalam milimeter di sekitar bagian luar rumah motor. Angka 06 sendiri melambangkan ketinggian dari rumah motor dalam milimeter.

Ketika Anda menggunakan baterai 4 sel, tegangan nominal yang bisa dikeluarkan adalah 14,8 volt. Oleh karena itu, ambillah peringkat kv 2450 dan kalikan dengan 14,8 sehingga akan menghasilkan RPM 36.260. Hal ini mengindikasikan bahwa RPM berada di angka maksimum tanpa beban dan baling-baling yang terpasang.

4. ESC/Electronic Speed Controller

 

Electronic speed controller merupakan komponen FPV drone yang kuat pada multirotor yang mengambil perintah keluaran flight controller serta menerjemahkannya menjadi perintah untuk motor dengan memberi tahu mereka seberapa cepat kecepatan berputar, kapan harus berhenti, dan kemana arah drone harus berputar.

ESC ini mampu melakukan tugas ini dengan mengambil daya dari sistem tenaga dan data yang diberikan oleh flight controller dan mengubahnya menjadi pulsa listrik 3 fase yang dimatikan oleh komponen motor.

Dengan memberikan daya dalam jumlah yang lebih sedikit, motor akan berputar dengan lebih lambat sebagai responnya. Pun demikian sebaliknya. Setiap motor yang terpasang pada multirotor memiliki ESC khusus yang bertugas untuk menggerakkannya.

Karena seperti yang Kita tahu, setiap jenis motor hampir selalu berputar dengan kecepatan yang berbeda dari motor mitranya.

Hal tersebut bisa terjadi lantaran karakteristik terbang dari multirotor, pengaruh luar seperti halnya angin, serta keseimbangan dari multirotor. Seperti halnya flight controller, ESC digawani dengan firmware yang mampu menggerakkan penghitungan di udara.

5. Radio Receiver dan Radio Controller

 

Radio receiver ialah komponen yang mengemban tugas untuk mengambil perintah dari pengontrol radio pilot dan memasukkan informasi yang didapatkannya tersebut ke flight controller.

Pada tahap ini, pilot yang hendak memilih radio receiver yang cocok dengan pengontrol radio seringkali dibingungkan dengan banyaknya merk dan atau model pengontrol yang tersedia di pasaran.

Seperti yang Anda tahu, sudah ada banyak merk pengontrol radio yang ada di luar sana, dan ini kerap kali bergantung ada preferensi pilot itu sendiri.

Siapapun penerbangnya, tentu ingin memilih sistem radio yang sesuai dengan kebutuhannya dalam hal ukuran, ergonomis, fitur dan jangkauannya. Pada saat memilih radio receiver, hal ini biasanya bergantung pada fitur dan ukuran, serta latensi sistem kontrol dari drone secara keseluruhan.

Latensi tersebut berarti berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk perintah Anda dari pengontrol untuk dapat diterapkan pada multirotor dalam milidetik. Juga logika standar yang berlaku bahwasanya latensi yang lebih rendah akan memberikan efek yang lebih baik.

6. Baling-Baling

 

Propeller atau baling-baling memberikan daya dorong pada sistem penerbangan. Dipasang secara langsung pada motor melalui poros motor, baling-baling akan berputar secepat motor melakukannya.

Terdapat banyak sekali ukuran dan gaya dari baling-baling yang ada di luar sana, dan hampir semuanya dibuat dengan bahan yang berbeda, bentuk bilah yang berbeda, jarak bilah yang berbeda, serta jumlah bilah yang juga berbeda.

Propeller ini dinilai dari segi jarak bilah, jumlah bilah, dan ukuran. Sebagai contoh saja, ketika pilot memiliki baling-baling 5 x 4,5 x 3, maka pilot tersebut memiliki baling-baling berukuran 5 inci dengan jarak 4,5 inci dan totalnya terdapat 3 bilah.

Fungsi dari manuver pitch didefinisikan sebagai seberapa jauh baling-baling tersebut mampu berputar dalam satu putarannya. Dalam kasus sebelumnya, itu akan bergerak maju 4,5 inci.

Jenis material yang digunakan untuk propeller juga akan mempengaruhi keawetannya. Selain itu, memutar penyangga yang lebih berat juga akan menghabiskan daya yang lebih banyak dari multirotor yang digunakan.

Karenanya, seorang pilot harus bisa menemukan keseimbangan yang tepat di tahap ini.

7. Kamera

 

Flight camera merupakan jendela bagi Anda untuk bisa melihat ke dunia FPV. dengan kamera penerbangan, Anda akan memiliki akses ke mata jarak jauh dari angle atas yang seakan-akan akan membawa Anda ke dalam drone tersebut.

Saat ini, ada banyak jenis kamera FPV yang berbeda di pasaran luas. Dan kebanyakan dari kamera itu sengaja diciptakan oleh teknologi kamera berkeamanan tinggi.

Dari situ, muncul banyak perusahaan yang mengembangkan kamera khusus FPV dengan berbagai kualitas dan ukuran. Mulai dari kamera definisi standar 600tvl dasar, kamera HD beresolusi 1080p, juga kamera yang berspesialisasi dalam situasi minim cahaya.

Satu hal yang perlu Anda ingat adalah bahwa semakin banyak informasi dan fitur yang diberikan oleh kamera FPV, akan semakin besar pula potensi latensi yang bisa Anda perkenalkan ke dalam sistemnya.

 

8. Goggles

 

Goggles atau yang lebih dikenal dengan istilah kacamata FPV merupakan suatu tautan visual dari Anda ke drone FPV milik Anda. walaupun Anda bisa menggunakan stasiun bumi dan monitor untuk menerbangkan drone, namun opsi tersebut tidak memberikan hasil yang sebaik seperti saat menggunakan satu set kacamata FPV.

Ada banyak gaya kacamata yang ditawarkan, mulai dari model siap pakai dengan beragam fitur unggulan seperti kemampuan DVR, hingga versi kacamata DIY yang bisa Anda rakit sendiri.

Nah, fungsi dari goggles ini sendiri mirip dengan headset realitas virtual, yakni gambar yang ditampilkan pada layar tepat di depan mata Anda. sehingga akan membuat Anda seakan merasa menjadi bagian dari multirotor saat ia melaju kencang di langit.

Goggle juga memiliki komponen yang disebut sebagai video receiver. Sama seperti komponen FPV lainnya, video receiver ini hadir dalam berbagai gaya dan kemampuan yang bervariasi.

Selain itu, Goggles juga digawani sebuah antena yang sangat mirip dengan apa yang terpasang pada video receiver di multirotor. Namun lagi-lagi, pemilihan jenis, gaya, dan teknologinya akan menentukan seberapa jauh pilot bisa menerbangkan multirotor dari tempat pilot tersebut berada.

9. Power Distribution Boards/PDB

 

PDB sudah sangat membantu dalam menyederhanakan pemasangan kabel multirotor. Konon belum lama berselang, komponen multirotor akan memperoleh daya mereka dengan sistem kompleks yang menghubungkan semua komponen secara langsung dalam waktu bersamaan dalam sistem yang umum disebut kabel harness.

Pada bagian papan, baterai akan disambungkan melalui konektor. Dari sana, semua komponen akan disambungkan ke papan itu. Papan sendiri memiliki tugas yang sangat sederhana.

Yaitu memberikan daya ke semua komponen yang terpasang. Terdapat beberapa fitur dalam beberapa papan yang tidak hanya sekedar menjadi distribusi daya sederhana seperti halnya pemfilteran daya yang nantinya akan membantu drone untuk menjaga daya agar komponen tersebut tidak bersuara berisik, namun juga memberikan daya yang lebih andal dan lebih bersih.

Selain itu, PDB juga mempunyai fitur yang bisa memberikan daya tegangan yang berbeda pada komponen yang berbeda. Gunanya adalah untuk membantu menjaga komponen tetap efektif pada tingkat tegangan yang optimal.

10. Baterai

 

Sama seperti baterai pada umumnya, komponen baterai pada FPV drone berfungsi sebagai sumber daya utama yang berdampak langsung pada seberapa lama drone bisa terbang, serta seberapa kuat multirotor total Anda.

Umumnya, multirotor didukung oleh teknologi baterai yang kerap disebut sebagai baterai polimer lithium dan terdiri dari serangkaian sel-sel individu. Setiap sel tersebut diketahui memiliki tegangan sebesar 3,7 volt.

Dan dengan meningkatkan jumlah sel pada komponen baterai, berarti Anda juga turut menambahkan lebih banyak voltase.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa sebuah motor akan berputar tergantung pada seberapa besar tegangan yang diberikan kepada motor tersebut. Semakin tinggi nilai voltase yang disalurkan, maka akan semakin cepat pula motor bisa berputar.

Oleh sebab itu, memilih baterai yang tepat juga menjadi tindakan penyeimbangan yang sangat bijak dalam hal daya vs. bobot.

Perlu diketahui, semakin besar bobot yang ditambahkan pada multirotor, maka akan semakin pendek durasi dan jarak penerbangan, serta akan semakin banyak bobot yang harus didorong oleh motor.

Jika diamati dengan lebih seksama, ada banyak sekali dunia FPV drone yang bisa Kita jelajahi dan pelajari sebagai seorang pemula FPV.

Dan tentunya menjejahkan kaki di hobi aerial ini akan memberikan banyak kesenangan dan pengalaman yang mengesankan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *